http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=8
DIALOG TOKOH-TOKOH ISLAM SE PUTAR
UCAPAN SELAMAT NATAL
|
Ustadz Luthfi
Bashori
|
Prakata Editor
Bismillahirrahmanirrahim
Di negeri mayoritas muslim ini, terasa agak sulit menemukan tokoh-tokoh Islam nasional, yang murni memperjuangkan pelestarian ajaran Islam berlandaskan Alquran, Hadits, dan ajaran para Ulama Salaf, yang keilmuan dan amaliyahnya telah menjadi rujukan dunia Islam.
Kecenderungan tokoh-tokoh Islam di bumi persada ini justru lebih kuat ‘melirik’ pendapat-pendapat non muslim kalangan ‘Barat’ terutama di dalam memberikan stigma-stigma negatif terhadap perjuangan penerapan syariat. Padahal penerapa syariat bagi warga muslim ini sudah mendapat perlindungan hukum positif negara, sebagaimana tertera pada pasal ‘kebebasan mengamalkan ajaran agamanya sesuai keyakinan masing-masing’. Bisa dipastikan penerapan syariat akan terealisasi secara mutlak, jika para pelaksana Negara berlaku jujur dalam menerapkan propaganda sistem demokrasi, namun disertai dorongan kuat kepada masyarakat, agar setiap pemeluk agama mengamalkan keyakinan agamanya masing-masing di dalam segala bentuk kehidupan, termasuk di dalam kegiatan berpolitik, berhukum dan bernegara.
Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim, pada dasarnya kurang mendapatkan keadilan di dalam menjalani hidup bernegara, terbukti banyaknya pengebirian terhadap hak-hak mereka. Hal ini terasa sangat berdampak negatif terhadap kehidupan umat Islam itu sendiri, sehingga aqidah mereka setiap saat semakin terkikis dan tergerus oleh budaya kafir, dan cenderung terpengaruh kepentingan warga minoritas.
Terbukti tokoh-tokoh Islampun kini lebih respek mendengungkan slogan-slogan kaum kuffar semisal ucapan selamat Natal dan tahun baru, selamat Nyepi (tahun baru Saka), selamat tahun baru Imlek, dibanding memperjuangkan penyelamatan aqidah umat Islam.
Di bawah ini adalah dialog via SMS, seputar ucapan selamat Natal, dan slogan-slogan berindikasi produk kaum kafir, yang dikirimkan oleh beberapa tokoh Islam kepada KH. Luthfi Bashori. Ada beberapa SMS yang telah diedit, disesuaikan dengan bahasa buku, namun tetap mengacu kepada kalimat dari pengirimnya, sehingga keasliannya bisa dipertanggungjawabkan. Perlu diketahui, setiap SMS yang masuk ke HP KH. Luthfi Bashori, maka oleh beliau langsung diforward kepada tokoh-tokoh yang namanya tertera dalam buku ini, sehingga mereka dapat ikut secara aktif dalam dialog via SMS ini.
Harapan Tim Santri selaku editor, dalam menerbitkan buku ini adalah agar umat Islam lebih sadar, betapa pentingnya menjaga aqidah Islamiyah, dan agar umat memiliki keberanian menyampaikan kebenaran dimanapun berada, dalam situasi apapun, dan kepada siapapun, sebagaimana ajaran Qulil haqqa walau kaana murran (ucapkan yang benar, sekalipun terasa pahit). Semoga bermanfaat. Wabillahit taufiq.
Malang, Akhir Desember 2007.
SEPUTAR UCAPAN SELAMAT NATAL
ABDULLAH :
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Metro TV menayangkan tanggal 23
Desember 2007 jam 19.00 WIB. Profesor Din Syamsuddin menyatakan umat Islam
boleh menghadiri acara natal dan boleh mengucapkan selamat natal. Beliau akan
menghadiri acara Natal Nasional. Keyakinan masalah pribadi dan Lakum dinukum wa
liya din (Bagimu agamamu dan bagiku agamaku). Demikian kata Ketua Umum PP.
Muhammadiyah. Bagaimana dengan fatwa mantan ketua MUI al-Marhum Buya Hamka?
Mudah-mudahan hanya ketua PP. Muhammadiyah sendirian yang ikut natal, sedangkan
warga muslim, tidak. (Abdullah adalah warga masyarakat)
AHMAD DANAMIK:
Ya Akhi, gimana nih? Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, saya
baru saja dengar di radio Elshinta, Ikhwan Sam, Sekretaris Umum MUI Pusat
mengucapkan selamat merayakan natal. Ini jelas kontraproduktif dengan fatwa MUI
tahun 1984. (Ahmad Danamik adalah warga masyarakat)
LUTHFI BASHORI :
Menurut saya, yang haram selamanya haram, sekalipun dikemas
dalam bentuk apapun, oleh siapapun, berapapun jumlah pelakunya. Memang Nabi SAW
pernah mendo`akan orang Yahudi agar mendapat hidayah, kesehatan, dan kebagusan
duniawi. Tapi tidak untuk keselamatan (semisal selamat pagi - selamat natal)
karena selama-lamanya orang kafir itu tidak bakal selamat. Imam Nawawi telah
menerangkan dengan detail masalah haramnya mengucapkan selamat Natal pada kaum
kafir, dalam kitab beliau al-Adzkar dengan dalil hadits-hadits Nabi. Barangkali
tidak banyak tokoh Islam yang membacanya termasuk juga Prof. Din Syamsuddin.
Mereka perlu baca kitab-kitab Ulama Salaf agar lebih konsisten memegang
Syari’ah yang benar, tidak terkontaminasi oleh paham-paham dari luar Islam
semisal Liberalisme, Afwan wa syukran, Wassalam. (Tembusan kepada Pengurus MUI
Pusat Bpk. Ikhwan Sam, KH. Ma’ruf Amin dan KH. Kholil Ridwan, Prof. Din
Syamsuddin).
IKHWAN SAM :
Dalam Fatwa MUI, yang dilarang adalah menghadiri atau mengikuti
perayaan Natal bersama. Ucapan saya adalah “Kepada saudara-saudara pemeluk
Kristen atau Katolik, saya ucapkan selamat merayakan Natal….” Mohon baca
himpunan Fatwa MUI halaman 187-193. Just to say… sebagai basa-basi pergaulan
dalam masyarakat yang majemuk, soal ini sudah saya tashih dulu kepada Prof.
Ibrahim Husain dan KH. Hasan Basri. Terima kasih atas perhatiannya dan afwan.
(Ikhwan Sam adalah sekretaris MUI Pusat)
LUTHFI BASHORI :
Pak Ikhwan Sam, saya berharap antum membaca kitab al-Adzkar
karangan Imam Nawawi, Ulama Salaf yang kerasikhan (kedalaman)nya fil ilmi sudah
diakui dunia, beliau adalah pengarang kitab Riyadlus Shalihin, dll, dalam kitab
al-Adzkar diterangkan ucapan selamat kepada kaum kafir dalam situasi apapun dan
Negara manapun tetap dilarang oleh syari’at. Terbukti bukan malah dukungan
masyarakat yang Bapak terima, melainkan penilaian negatif. Sejak kemarin
setelah Prof. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP. Muhammadiyah dan MUI) memfatwakan
bolehnya muslim mengucapkan selamat natal dan menghadiri seremonial natalan,
dilanjutkan dengan apa yang Bapak lakukan, saya kebanjiran komplain dari umat
Islam, karena umat Islam menganggap saya adalah bagian dari MUI. Jadi ucapan
natal yang dilakukan oleh pengurus MUI justru berdampak negatif di mata umat
Islam. Bagaimana kira-kira kelak di hadapan Allah, yang telah berfirman tentang
persaksian umat Islam “Antum syuhada’ullahi fil ardl”, artinya “kalian (umat
Islam) adalah saksi-saksi Allah di muka bumi”. Semoga kejadian ini dapat kita
jadikan motifasi berintrospeksi diri. Semoga kita semua diampuni oleh Allah.
“Wa man yabtaghi ghairal Islami dinan fa lan yuqbala minhu wa huwa fil akhirati
minal khasirin”. Barang siapa mengharap pujian, dukungan, bimbingan, dll dari
selain syariat Islam maka tidak akan diterima amalan-amalan darinya dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang merugi. “Ayabtaghuna ‘indahumul ‘izzata
fainnal ‘izzata lillai jami’an”, “apakah mereka mengharapkan dari orang-orang
kafir itu kehormatan, pujian atau dukungan? Sesungguhnya kemuliaan itu hanyalah
milik Allah semata” afwan wassalam.
MASDAR F :
Meskipun saya bisa berbeda dengan sampean, tapi saya salut dengan
tegur sapa sampean kepada Pak Ikhwan … Sip lah?. (Masdar F. adalah ketua PBNU)
LUTHFI BASHORI :
Insya` Allah selamanya saya dan banyak warga muslim, akan
konsisten memegang Fatawa para Ulama Salaf qurun awail ar-rasikhuna fil ilmi
al-‘amiluna bi’ilmihim (para Ulama Salaf di era awal-awal Islam yang ilmunya
sangat dalam serta teguh mengamalkannya) yang tidak mempunyai ghorodl
dunyawiyah (kepentingan dunia). Karena para Salaf ini adalah `sinar mentari
dunia` di antara `lilin-lilin` yang tertiup derasnya angin dunia Kapitalis dan
Era Globalisasi. Sabda Nabi : “Khairul Qurun qarni, tsummal ladzina yalunahum
tsummal ladzina yalunahum”. (Sebaik-baik masa adalah eraku, kemudian era
berikutnya kemudian era berikutnya) Terus, apa tokoh-tokoh Islam zaman `edan`
ini akan meralat fatawa para Ulama qurun awail? Akibatnya yang terjadi
“Dhaharal fasadu fil barri wal bahri bima kasabat aidin nas”. (Telah tampak
kerusakan di darat dan di laut akibat ulah ‘tangan-tangan’ manusia). Kerusakan
ekosistem di negeri ini juga akibat Fatawa tokoh-tokoh Islam yang berseberangan
dengan ajaran Ulama Salaf, sehinga Allah murka dan mengirimkan berbagai bencana
yang silih berganti. Para Ulama NU zaman dulu selalu menghormati dan
mengamalkan fatawa Ulama Salaf dan tidak mengandalkan hasil pendapat mereka
sendiri, berbeda dengan tokoh-tokoh NU zaman sekarang. Memang rasanya belum ada
tokoh-tokoh Islam dewasa ini yang keilmuan dan amaliyahnya sepadan dengan
generasi Imam Nawawi, bahkan nyaris mustahil ditemukan. Hadanallahu wa iyyakum.
Was salam..
HASYIM MUZADI :
Ana Muwafiq (Sepakat) ma’akum. Sinar, adakalanya muncul redup
dan akan muncul lagi. (Hasyim Muzadi adalah Ketua Umum PBNU)
LUTHFI BASHORI :
Jazakumullah khairan, kita berkewajiban selalu mengingatkan
umat Islam agar dapat memanfaatkan keberadaan ‘sinar mentari Fatawa Salaf’ di
saat cuaca terang benderang, agar tokoh-tokoh Islam tidak lagi menyalakan
`lilin`, hingga umat Islam menjadi semakin cerdas. Artinya tak ada gunanya
menyalakan ‘lilin pendapat pribadi’ di siang bolong ‘bersinar Fatawa Salaf’.
Wassalam.
ABDURRAHMAN ASSEGAF :
Ustadz Luthfi, apa maksud Pak Hasyim dengan sinar kadang
meredup? Katakan kepada beliau, bicara yang jelas-jelas saja, apa beliau berani
mengatakan fatawa Salaf kadang-kadang meredup, hingga di saat tertentu tidak
perlu diamalkan? (Abdurrahman Assegaf adalah Sekjen Dewan Imamah Nusantara)
HASYIM MUZADI :
Maksudnya, `kebenaran` suatu ketika bisa meredup, tapi bisa
terang kembali. Namun kebenaran tetap kebenaran. Apa beliau-beliau para Ulama
di Dewan Imamah Nusantara perlu rawuh ke pondok saya, dan juga ikut mengajarkan
Ihya’, Riyadlus Shalihin, Irsyadul ‘ibad, Ibnu Katsir, dsb?
LUTHFI BASHORI :
Saya sudah menjembatani. Pak Hasyim tentu semakin bertambah
usia akan semakin bijaksana, terutama saat berkumpul dan berhubungan dengan
para Ulama, yang terus-menerus berupaya melestarikan ajaran para Ulama Salaf,
di dalam mengajarkan aqidah dan amaliyah kepada umat Islam, yang mana aqidah
umat Islam akhir-akhir ini semakin tergerus oleh perubahan zaman. Kita sadar
Ghazwul Fikri (Perang pemikiran) sudah lama dikumandangkan kaum Kuffar.
Sebenarnya para Ulama yang konsisten dengan ajaran Salaf merasa keberatan dan
merasa kehilangan jika tokoh-tokoh Islam seperti Pak Hasyim, Pak Masdar, Pak
Ikhwan Sam dan Pak Din Syamsuddin tiba-tiba ikut tergerus oleh perubahan zaman.
Barangkali ada perbedaan cara saja saat menyampaikan kekhawatiran tersebut
kepada pak Hasyim, namun tujuannya satu, ingin menyatukan tokoh-tokoh Islam
dalam satu aqidah yang konsisten, agar dapat menjadi rujukan umat secara baik
dan benar. Afwan wa syukran. Wassalam.
HASYIM MUZADI :
Memang ada bedanya, di Pondok (Fiqhul ahkam) dan di masyarakat
(Fiqhud da’wah). Kita sedang pakai apa?
LUTHFI BASHORI :
Kita gunakan Fiqhul Ahkam wad Da’wah, kita tidak
membeda-bedakan selagi tetap dalam syariat yang baik dan benar.
HASYIM MUZADI :
Tujuan pasti sama, namun cara bisa bermacam-macam. Andaikan
cara tidak beraneka, tentu Wali Songo tidak akan bisa merubah Hindu-Budha
menjadi mayoritas Islam di Indonesia.
LUTHFI BASHORI :
Betul Pak Hasyim, yang penting tidak keluar dari koridor
syariat yang telah digariskan oleh al-Quran, Hadits Nabi dan Fatawa Ulama
Salaf. Orang hadir dalam seremonial Natal apalagi misa gereja, jelas dilarang
oleh al-Quran “Fala taq’udu ma’ahum hatta yakhudlu fi haditsin ghairih. Innakum
idzan mitsluhum (fil kufri aw syirki), (maka janganlah kalian duduk bersama
mereka sehingga mereka membicarakan masalah yang lain (selain ritual), kalau
kalian (tetap duduk bersama mereka dalam kegiatan ritual/natal) maka kalian
sama dengan mereka (dalam kekufuran dan kesyirikan). Karena itu, kalau ada tokoh
yang berdakwah mengajak umat Islam hadir Natal atau hadir doa bersama kaum
Kuffar, maka ini jelas-jelas menggunakan cara berdakwah dalam konsep yang
keliru, karena bertentangan dengan syariat yang jelas. Ilustrasi lain Allah
berfirman “Wala taqrabuz zina”, (Janganlah kalian mendekati perbuatan zina).
Dekat-dekat perbuatan berkonotasi zina saja sudah dilarang oleh Allah. Tentunya
seremonial Natal yang mendekati ritual syirik pasti juga haram. Saya tak habis
pikir, saat orang NU berziarah kubur untuk mendoakan ampunan kepada Allah bagi
mayit saja, sudah dihukumi syirik oleh teman-teman Muhammadiyah. Lah…sekarang
Ketua Umum Muhammadiyah malah jelas-jelas mengajak umat Islam untuk menghadiri
MAJELIS SYIRIK. Semoga kita semua diampuni oleh Allah. Afwan wa syukran.
Wassalam.
ABDURRAHMAN ASSEGAF :
Ma’lumat Dewan Imamah Nusantara : Ditinjau dari Fiqih
manapun, memberikan ucapan SELAMAT NATAL, hadir natal bersama, hadir doa
bersama muslim-non muslim dan amalan sejenisnya, tidak bisa dibenarkan. Kecuali
menurut FIQIH LINTAS AGAMA produk kaum SEPILIS (Sekuler, Pluralis, Liberalis).
Karena menurut mereka AGAMA APA SAJA adalah SAMA. (Sekjen Dewan Imamah
Nusantara).
DIN SYAMSUDDIN :
Assalamualaikum, Ustadz Luthfi Bashori yang terhormat, saya
sudah baca SMS-SMS antum dan saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya.
Memang masalah ini perlu kita diskusikan secara jernih terkait ada juga
pandangan lain di kalangan Ulama. Pernah dibicarakan pada rapat DP MUI,
terungkap bahwa fatwa era Buya Hamka lebih berhubungan dengan larangan ikut
serta dalam ritual atau liturgi Natal. Karena gencarnya pertanyaan pers tentang
Fatwa tersebut, maka saya jawab apa adanya. Hal ini saya kaitkan dengan watak
Islam yang Rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam) dan ajaran Hablun
minan nas (hubungan kemasyarakatan) serta kita hidup dalam kemajemukan,
sehingga tak terelakkan kita perlu berbasa-basi sosial tanpa sedikitpun
meluntur aqidah (saya sendiri tidak hadir dalam perayaan Natal Nasional sejak
diundang mulai tahun 2000). Syukran. (Prof. Dien Syamsuddin adalah Ketua Umum
PP. Muhammadiyah)
LUTHFI BASHORI :
Pak Din, Afwan, Islam Rahmatan Lil Alamin berasal dari ayat
“Wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin”. “tidaklah Kami utus engkau wahai
Muhammad kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta”. Menurut para Ulama Salaf,
Rahmat Nabi SAW mencakup untuk kaum Muslimin dan untuk kaum Kuffar. Adapun arti
rahmat untuk kaum Kuffar adalah ta`khirul ‘adzab (penundaan siksa), artinya
datangnya Nabi Muhammad ke dunia ini tidak seperti Nabi-Nabi terdahulu, yang
jika tidak sanggup menahan kesabaran atas keingkaran kaumnya, maka berdoa untuk
kaumnya yang kafir, dan langsung dikabulkan serta dibumi-hanguskanlah kaum
Kuffar oleh Allah. Tapi Nabi Muhammad SAW punya kelebihan yang lain, umat
Beliau SAW yang kuffar tidak dimintakan untuk dibumihanguskan, tapi untuk
kekafiran yang dilakukan oleh umat Beliau SAW, pembalasannya ditunda berupa
siksa akhirat. Bahkan kebanyakan kaum kuffar dari umat Nabi Muhammad SAW dapat
hidup di dunia dengan bermegah-megahan. Sekalipun demikian, Allah tetap
melarang umat Islam bertawaddud (menampakkan cinta kasih) kepada kaum kuffar.
“La yattakhidzil mu`mununal kafirina auliya`a min dunil mu`minin” artinya
“Janganlah orang-orang Islam menjadikan orang-orang Kuffar sebagai auliya` (penolong
atau teman setia atau kekasih atau mitra hidup, dsb) selain dari umat Islam”.
Lanjutan ayat : “Barang siapa melakukan hal itu, maka Allah berlepas diri
darinya”. Masih banyak ayat-ayat al-Quran yang senada dengan ini, termasuk
sifat umat Islam adalah Asyidda`u ‘alal kuffar (keras dan tegas terhadap kaum
kuffar). Hanya saja kaum SEPILIS seperti Gus Dur, berani merubah makna kuffar
menjadi ‘selain kaum Yahudi dan Nasrani’ demi kepentingan pribadi dalam urusan
jabatan dan keduniaan. Kaum SEPILIS mengartikan rahmatan lil ‘alamin menjadi
‘harus dapat menyatu dalam pergaulan dengan kaum kuffar, khususnya orang
Nasrani. Padahal “Walan tardla ‘ankal Yahudu walan Nashara hatta tattabi’a
millathum…”, (dan selamanya tidak akan ridla/tinggal diam, kaum Yahudi dan
Nasrani sehingga kalian mengikuti ajaran agama/prilaku/pemikiran mereka). Jadi
saya akan tetap melawan BID’AH DLALALAH dari orang-orang yang mengucapkan
selamat Natal, hadir sere-monial natal, hadir doa bersama non muslim, karena
amalan-amalan ini tidak pernah diajarkan oleh al-Quran, Hadits Nabi dan para
Ulama Salaf. Jadi perilaku di atas benar-benar BID’AH DLALALAH yang
bertentangan dengan syariat. Saya berharap Pak Din yang dulu tegas dan
konsisten terhadap syariat, selamanya tetap konsisten tanpa harus menafsiri
syariat hanya lantaran disesuaikan dengan kepentingan kemajemuk-an atau
kemasyarakatan atau kemanusiaan. Karena Innal insana lafi khusrin (sesungguhnya
manusia itu pada merugi) terlebih jika lantaran hanya mempertimbangkan
kepentingan kaum kuffar. Saya pernah mengidolakan Pak Din untuk jadi Menteri
Agama, sekalipun saya warga NU, dengan harapan agar Indonesia memiliki Menteri
Agama yang konsisten terhadap syariat, misalnya jika ada undangan dari kaum
kuffar, maka yang menghadiri adalah pejabat Depag dari kelompok kuffar yang
disesuaikan. Betapa saya terkejut mendapati Pak Din sudah berubah haluan, pak
Din semoga tidak kebablas menjadi Gus Dur versi Muhammadiyah. Afwan. (Saya
adalah Alumni Pesantren Assayyid Muhammad bin Alwi al-Maliky, tahun 1983-1991,
yaitu Ulama Kharismatik Makkah Almukarramah yang pernah dikunjungi oleh Pak
Amien Rais dan Pak Syafi’I Ma’arif).
PROF. DIN SYAMSUDDIN :
Syukran atas masukan antum dan akan saya teruskan kepada
komisi fatwa MUI. Alhamdulillah saya tidak pernah berubah prinsip, hanya saya
punya obsesi, umat Islam yang besar ini harus percaya diri untuk mengayomi
seluruh elemen bangsa secara proporsional tanpa harus kehilangan aqidah. (Saya
alumni Gontor, mantan ketua IPNU Sumbawa).
MASDAR F :
Sampean baca keterangan saya di Jawa Pos kemarin halaman 2 bagian
pinggir tentang Ahmadiyah dan NU.
LUTHFI BASHORI :
Pak Masdar, sudah saya baca komentar Bapak di Jawa Pos, Rabu
26 Desember. Ada yang jadi catatan saya atas komentar-komentar Bapak:
1.NU tidak akan mendiskreditkan Ahmadiyah
2.Mereka tidak boleh serta merta menuduh pihak lain sesat
3.Yang lebih tahu siapa yang mendapat petunjuk dan yang sesat hanyalah Allah.
1.NU tidak akan mendiskreditkan Ahmadiyah
2.Mereka tidak boleh serta merta menuduh pihak lain sesat
3.Yang lebih tahu siapa yang mendapat petunjuk dan yang sesat hanyalah Allah.
Tanggapan saya atas pernyataan Bapak :
1.NU dalam kepemimpinan Bapak menjadi sangat lemah dan loyo, tidak punya jati diri
2.Para Ulama Salaf sudah mengajarkan bahwa standar sebuah aliran itu dikatakan sesat atau tidak, adalah kesesuaiannya dengan al-Quran dan as–Sunnah al-Mu’tabarah. Ahmadiyah yang meyakini Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi dan rasul, dihukumi sesat karena bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah yang jelas-jelas mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Khatimun Nabiyyin (Penutup para Nabi), jadi yang tampak dari pernyataan Bapak adalah : Bapak tidak punya standar apapun.
3.Pada catatan saya yang ke-3, tampak sekali Bapak tidak meyakini secara mutlak atas kebenaran aqidah yang bapak anut. Lantas dengan aqidah yang mana bapak bisa memimpin umat agar dapat selamat dari siksa Allah, untuk mendapat keridlaan-Nya? Saat saya baca kolom bapak di Jawa Pos, tiba-tiba saya berandai, bagaimana sekira Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq dapat lahir kembali saat ini untuk memimpin umat Islam. Lantas beliau mengumpulkan pasukan perang untuk memberantas nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad dan para pengikutnya, seperti halnya saat berperang melawan nabi palsu Musailimah al-Kadzdzab. Saya berharap juga Beliau RA, dengan tegas meneriakkan ‘ALLAHU AKBAR’ dan meneriakkan “tidak akan aku biarkan nabi-nabi palsu berkeliaran di atas bumi….!” Sebagaimana saat Beliau RA sebagai khalifah Islam yang ke-1, dengan terang-terangan memimpin pasukan Islam untuk berperang melawan suatu kaum yang mengatasnamakan diri Islam tapi ingkar membayar zakat. Maka Sayyidina Abu Bakar pun saat itu meneriakkan “akan aku perangi orang-orang yang mengaku muslim tapi memisah-misahkan antara kewajiban melaksanakan shalat dan kewajiban membayar zakat….!” Biografi Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq ini banyak ditulis dalam sejarah Islam termasuk pada buku pelajaran di Tsanawiyah atau Aliyah Maarif NU. Saya bermohon kepada Allah semoga NU di masa mendatang mendapat-kan tokoh-tokoh pimpinan yang senantiasa meneladani kepribadian khalifah pertama dalam Islam, Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq yang selalu berjuang melestarikan dan memurnikan aqidah umat Islam, dan berjuang menjauhkan umat Islam dari kemurkaan Allah untuk mendapatkan keridlaan-Nya. Tentunya dengan ajaran aqidah yang jelas, mantap, dan sikap yang tegas! Afwan.
1.NU dalam kepemimpinan Bapak menjadi sangat lemah dan loyo, tidak punya jati diri
2.Para Ulama Salaf sudah mengajarkan bahwa standar sebuah aliran itu dikatakan sesat atau tidak, adalah kesesuaiannya dengan al-Quran dan as–Sunnah al-Mu’tabarah. Ahmadiyah yang meyakini Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi dan rasul, dihukumi sesat karena bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah yang jelas-jelas mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Khatimun Nabiyyin (Penutup para Nabi), jadi yang tampak dari pernyataan Bapak adalah : Bapak tidak punya standar apapun.
3.Pada catatan saya yang ke-3, tampak sekali Bapak tidak meyakini secara mutlak atas kebenaran aqidah yang bapak anut. Lantas dengan aqidah yang mana bapak bisa memimpin umat agar dapat selamat dari siksa Allah, untuk mendapat keridlaan-Nya? Saat saya baca kolom bapak di Jawa Pos, tiba-tiba saya berandai, bagaimana sekira Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq dapat lahir kembali saat ini untuk memimpin umat Islam. Lantas beliau mengumpulkan pasukan perang untuk memberantas nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad dan para pengikutnya, seperti halnya saat berperang melawan nabi palsu Musailimah al-Kadzdzab. Saya berharap juga Beliau RA, dengan tegas meneriakkan ‘ALLAHU AKBAR’ dan meneriakkan “tidak akan aku biarkan nabi-nabi palsu berkeliaran di atas bumi….!” Sebagaimana saat Beliau RA sebagai khalifah Islam yang ke-1, dengan terang-terangan memimpin pasukan Islam untuk berperang melawan suatu kaum yang mengatasnamakan diri Islam tapi ingkar membayar zakat. Maka Sayyidina Abu Bakar pun saat itu meneriakkan “akan aku perangi orang-orang yang mengaku muslim tapi memisah-misahkan antara kewajiban melaksanakan shalat dan kewajiban membayar zakat….!” Biografi Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq ini banyak ditulis dalam sejarah Islam termasuk pada buku pelajaran di Tsanawiyah atau Aliyah Maarif NU. Saya bermohon kepada Allah semoga NU di masa mendatang mendapat-kan tokoh-tokoh pimpinan yang senantiasa meneladani kepribadian khalifah pertama dalam Islam, Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq yang selalu berjuang melestarikan dan memurnikan aqidah umat Islam, dan berjuang menjauhkan umat Islam dari kemurkaan Allah untuk mendapatkan keridlaan-Nya. Tentunya dengan ajaran aqidah yang jelas, mantap, dan sikap yang tegas! Afwan.
MASDAR F :
NU memang indah sangat warna-warni, ada yang di ujung kanan, ada
yang di tengah dan yang di ujung kiri, mukhtalifan alwanuha (bermacam-macam
warnanya). Semoga tetap satu hati dan langkah di bawah panji La ilaha illa
Allah Muhammadur rasulullah untuk kejayaan umat dan kerahmatan semesta. Jangan
jauhi saya, saya pun tidak ingin jauh dari sampean. Wassalam.
LUTHFI BASHORI :
Terima kasih, Hadana Allahu wa iyyakum ila shirathin mustaqim
bi ‘aqidati ahlis sunnah wal jama’ah. Amanna billah wa ma ja`a ‘anillah ‘ala
muradillah wa amanna bi syari’ah wa tabarakna min kulli dinin yukholifu dinal
islam wa min kulli ‘aqidatin tukhalifu ‘aqidatas-salafi ahlis sunnati wal
jama’ah. (Semoga Allah memberi hidayah kepada kita, dengan aqidah Ahlissunnah
wal jama’ah. Kami beriman kepada Allah, dan segala apa yang datang dari Allah,
sesuai yang dimaksudkan oleh Allah. Kami beriman kepada Syariat, dan kami
berlepasdiri dari agama yang bertentangan dengan agama Islam, dan dari aqidah
yang bertentangan dengan aqidah para Ulama Salaf Ahlussunnah wal jama’ah.
MUHYIDDIN ABDUSSHAMAD :
Assalamu-alaikum Ustadz Luthfi. Konon ada dua data
sensus yang tidak tarnsparan : 1) Tentang agama 2) Tentang jumlah wanita.
Tentang agama bahwa semua agama grafiknya naik, kecuali Islam turun 2%. Tentang
wanita, jumlahnya sudah jauh melampaui jumlah laki-laki. Jika benar Islam turun
2% berarti sudah ada empat juta umat Islam yang murtad. Kami harap sampean
dapat menyampaikan ini kepada Ustadz Masdar F, KH. Hasyim Muzadi, MUI, dll.
Saya sedih sekali. Ustadz Masdar sekarang mengembangkan Fiqh Tasamuh (toleran)
di seluruh Indonesia, dana mungkin saja dari asing. Bagi saya, ‘tasamuh’ apakah
‘tidak’ sama halnya memberi peluang bagi non muslim. (KH. Muhyiddin Abdusshamad
adalah Ketua Tanfidziyah NU Jember, Jawa Timur)
DIN SYAMSUDDIN :
Tidak benar. Yang benar naik 0,6 % dari 1990 ke 2000 (1990: 87,6
% dan 2000: 88,2%). Sensus baru belum ada, nanti pada 2010. Syukran.
LUTHFI BASHORI :
Pada pertengahan Desember 2007, saya di Samarinda bersama
aktifis muslim setempat antara lain MUI, Depag, Arimatea, HMI, KAMMI, FPI, dll,
berhasil menangkap penyusup Nasrani bernama Stefanus Armansyah, yang pura-pura
baru jadi muallaf bersertifikat syahadatain pada bulan November 2007 di
Bontang. Padahal sekitar tiga tahun sebelumnya, Stefanus Armansyah datang ke
rumah saya dengan membawa sertifikat syahadatain dari Masjid Sabilillah,
Malang. Adapun modus yang dilakukan yaitu menipu umat Islam agar mengeluarkan
dana, yang dimanfaatkan untuk program kristenisasi. Hal ini sesuai dengan
pengakuannya (CD-nya ada pada saya). Dari KALTIM saja selama tiga bulan sudah
meraup lebih dari Rp 17 juta. Stefanus Armansyah adalah anggota Tim Missionaris
berjumlah 15 orang yang dikirim khusus ke wilayah Kalimantan. Sekarang Stefanus
Armansyah dalam proses hukum dan ditahan aparat di Samarinda. Karena itu, saya
akan tetap menentang tokoh-tokoh Islam yang mengajarkan Fiqh Tasamuh khususnya
kepada kaum Nasrani. Saya yakin, siapapun warga muslim yang mendengar pengakuan
Stefanus pasti akan tergugah hatinya, betapa buruknya cara-cara tim Missionaris
dalam menjerat dan memurtadkan umat Islam. Antara lain ada Tim khusus penghamil
gadis-gadis Muslimah, untuk dinikahi ‘darurat’ secara Islam, jika sudah punya
anak maka sang Missionaris akan kembali ke agama Kristen dengan mengajak
keluarganya. Ada juga wanita-wanita Missionaris yang menyerahkan tubuhnya
kepada lelaki muslim awam, jika hamil maka minta pertanggungjawaban untuk
dinikahi secara Islam dengan proses yang sama atau nikah di gereja, dll.
Tim-tim ini tersebar di Indonesia. Nah, haruskah kita bertasamuh menghadapi
intrik-intrik kaum Nasrani? Wassalam.
HASYIM MUZADI :
‘Fiqh Tasamuh’ sama sekali bukan produk NU
LUTHFI BASHORI :
Saya tahu itu Pak Hasyim, Fiqh Tasamuh serupa dengan Fiqh
Lintas Agama-nya Cak Nur Kholis Majid. Fiqh Tasamuh dikembangkan oleh Pak
Masdar lantaran beliau dekat dengan kelompok Ulil Abshar Abdalla, seperti
pendapat liberal Pak Masdar tentang bolehnya wuquf di Arafah di luar tanggal 9
Dzul Hijjah. Jelas sekali pendapat Pak Masdar ini sudah keluar jauh dari ajaran
NU-nya KH. Hasyim Asy’ari. Jazakumullah khairan atensi Pak hasyim.
Wassalam.
HASYIM MUZADI :
PBNU sedang merencanakan untuk memotong Tasyaddud (garis keras)
sekaligus Tasahul (liberal)
LUTHFI BASHORI :
Para Ulama Salaf dalam menghadapi aliran sesat maupun pengaruh
non muslim sangatlah ideal untuk diterapkan oleh umat Islam. Contoh: Imam Ibnu
Hajar al-Haitami dalam kitab beliau as-Shawaiqul muhriqah, dengan secara jelas
dan tegas mengatakan bahwa aliran Syi’ah Imamiyah termasuk murtad, karena
mereka meyakini adanya tahriful quran (Perubahan di dalam al-Quran). Pahlawan
Islam Shalahuddin al-Ayyubi berjuang melawan kaum Salibis di Andalusia karena
Raja Ferdinand dan Ratu Isabella terus menerus menekan dan menyudutkan umat
Islam serta mengumumkan perang Salib. Jika Ibnu Hajar al-haitami dan
Shalahuddin al-Ayyubi hidup lagi di era sekarang dan menjadi warga NU, apa juga
akan dipotong dari tubuh NU pimpinannya pak Hasyim? Afwan.
MUHYIDDIN ABDUSSHAMAD:
Ass. Ust. Luthfi, tahun lalu kami (PCNU Jember)
mengeluarkan 24 anak muslim dari sekolah Kristen di tengah-tengah kota Jember,
dipindah ke sekolah muslim. Saat ini ada sekitar 80 orang. 60 diantaranya
muslim ditampung asrama Kristen, mereka dikristenkan. Mohon doa, kami bermaksud
mengeluarkan mereka dari cengkraman sending tersebut, tapi masih dalam
proses.
LUTHFI BASHORI :
Pak Kyai Muhyiddin, saya salut atas perjuangan teman-teman
PCNU Jember, selama ini saya dan teman-teman aktifis muslim di berbagai tempat
juga melakukan hal yang serupa di dalam melawan maraknya aliran sesat,
nabi-nabi palsu, dan permutadan massal oleh missionaris Kristen. Pak Kyai, coba
antum bahas dengan teman-teman pengurus NU di Jember apa langkah-langkah
pengeluaran pelajar muslim dari sekolah Kristen tidak dinilai berlebihan yang
berkonotasi tasyaddud. Saya khawatir perjuangan antum dan teman-teman pengurus
NU Jember, terkena dampak ‘program pemotongan’ dari PBNU sebagaimana yang
disampaikan oleh Pak Hasyim Muzadi. Semoga hal tersebut tidak terjadi, dan
semoga saya hanya salah persepsi saja terhadap rencana program PBNU tersebut.
Kalau saya pribadi adalah warga NU-nya KH. Hasyim Asy’ari secara kultural, dan
saya belum punya KARTANU, karena saya ini hanya NU cultural. Berpuluh ribu
warga NU kultural yang bernasib serupa dengan saya. Tapi kalau antum dan
teman-teman PCNU Jember... kan NU struktural, apa tidak rawan dipotong?
Jazakumullah khairan katsira atas infonya.
HASYIM MUZADI:
Ya… amin… bagus.
LUTHFI BASHORI:
Mohon kejelasannya Pak, bagus untuk siapa? Untuk ‘program
pemotongan’ bagi para aktifis NU struktural yang telah berjuang mengentas warga
NU dari bahaya kristenisasi? Atau bagus bagi para aktifis NU kultural yang
sering dinilai miring dengan menggunakan bahasa semisal tasyaddud atau aliran
kanan (ashabul yamin) radikal, atau ekstrim, atau fundamentalis, dan lain
sebagainya? Semoga keterangan Pak Hasyim tidak paradog. Afwan.
HASYIM MUZADI :
Bagus untuk Islam. Mengeluarkan dari Kristen bukan tasyaddud
tapi penyelamatan. Tasyaddud misalnya bakar membakar.
LUTHFI BASHORI :
Jika bagus untuk Islam, berarti PBNU tidak akan memotong
perjuangan aktifis muslim seperti yang telah dilakukan oleh pengurus NU Jember,
dan warga NU kultural yang melawan aliran sesat dan program kristenisasi?
HASYIM MUZADI:
Bukan haditsnya, tapi caranya. Mengapa Wali Songo tidak
menghancurkan candi Borobudur, padahal kiri kanannya sudah diislamkan?
MASDAR F :
Gus, apa ada yang di tengah, kalau tidak ada yang di pinggir? Apa
ada yang moderat kalau tidak ada yang ekstrim? Menurut saya, NU yang
mutawassith (netral) itu pada dirinya butuh sayap yang mutasahil (liberal) dan
yang mutasyaddid (garis keras) di kanan kirinya yang terus berdialektika… tanpa
keduanya justru yang mutawassith tidak mungkin eksis. Maka persoalan kita bukan
persoalan bagaimana memotong si mutasahil atau mutasyaddid, tapi bagaimana
mengelolanya sebagai energi penggerak bagi kesempurnaan si mutawassith sendiri…
dunia ini selamanya akan ada tiga pola tadi. Itu kehendak atau sunnatullah SWT
yang luar biasa hebat untuk menggerakkan kehidupan di bumi ini… tidak ada yang
wujud atau terjadi di alam ini tanpa kehendak-Nya, tidak ada yang terjadi atas
kehendak-Nya yang sia-sia.
LUTHFI BASHORI:
Pak Masdar, ayat al-Quran sudah jelas menerangkan tempat
ashabul yamin di surga dan ashabus syimal di neraka sedangkan kaum mu’tazilah
meyakini adanya manzilatun bainal manzilataini (tempat di tengah-tengah) yang
diingkari oleh para Ulama Ahlussunnah wal jama’ah. Nabi dan para shahabat
berperang melawan orang-orang kafir dan nabi-nabi gadungan, Nabi juga
berdiplomasi dengan tokoh-tokoh kafir untuk mendakwahi mereka, dan Nabi pernah
mendoakan kesembuhan tetangganya yang Yahudi seraya mendakwahinya agar masuk
Islam. Tapi Nabi tidak membagi-bagi ada muslim tasyaddud/ekstrim, ada yang
mutawassith/netral, ada yang mutasahil/tasamuh/toleran. Beliau sangat bijaksana
dan mengerjakan semua sifat-sifat itu dalam kehidupan Beliau SAW. Nabi juga
telah menghancur-uluhkan dan membumihanguskan cawan-cawan serta guci-guci
penyimpan arak milik warga Madinah, saat turun akhir ayat pengharaman arak
secara permanen. Nabi juga merobohkan masjid Dhirar lantaran dipergunakan untuk
dakwah lintas agama, dengan mengundang pendeta dari Yaman, Abu Amir dan
digunakan intrik-intrik penghancuran Islam oleh kaum munafiqun. Apakah Nabi
termasuk ekstrim? Itulah kebijaksanaan Nabi demi menjaga stabilitas Negara
Islam yang beribukota di Madinah dan demi keselamatan aqidah umat Islam.
Wassalam.
MASDAR F :
Gus, ada pertanyaan sederhana : kalau sampean jadi presiden,
berkuasa penuh seperti Soeharto, apa yang akan sampean lakukan terhadap
orang-orang atau kelompok yang tidak seagama atau sepaham dengan sampean?
Jawaban singkat dan jelas sangat saya sukai. Syukran.
LUTHFI BASHORI :
Strategi saya adalah mengangkat pejabat Depag pada tataran
sub-sub bidang dari perwakilan semua agama. Jika ada acara ritual agama yang
ada, maka yang berhak mewakili kehadirannya adalah pejabat yang seagama,
demikian dan seterusnya. Untuk aliran sesat, karena tidak legal, maka saya
amankan untuk dididik dengan benar atas prakasa pemerintah. Tentunya setelah
saya resmikan undang-undang negara berbasis syari’at Islam, karena umat Islam
di negeri ini mayoritas. Seperti halnya di Malaysia dan Brunei, landasan
undang-undang negaranya adalah Ahlussunnah wal jama’ah. Afwan.
MASDAR F :
Jadi aksi perangi atau hancurkan atau serbu atau penjarakan tidak
perlu dipakai?
LUTHFI BASHORI :
Jika diperlukan perobohan, akan saya lakukan, seperti
penghancuran dan perobohan kios-kios liar oleh Satpol PP yang jelas-jelas
pembangunannya melanggar undang-undang yang berlaku.
MASDAR F :
Gereja-gereja dan masjid Syi’ah atau Ahmadiyah dibiarkan atau
dihancurkan?
LUTHFI BASHORI :
Gereja ilegal bisa saya segel untuk dicanangkan pemanfaatan
yang lebih berguna. Masjid aliran sesat Syi’ah, Ahma-diyah, dll saya bekukan
untuk dimanfaatkan oleh umat Islam mayoritas ahlissunnah wal jama’ah. Jika ada
perlawanan dari mereka, maka akan saya terapkan ‘kebijakan Sayyidina Abu Bakar
saat menjadi khalifah’ dalam memerangi nabi palsu dan pengingkar zakat dengan
sebijaksana mungkin, sesuai dengan hukum Islam yang berlaku.
ABDURRAHMAN ASSEGAF
:
Ya Ustadz Luthfi, kaum SEPILIS itu adalah orang-orang yang tidak bisa
menerima keberagaman dalam bermadzhab Islam. Mereka menghendaki kita semua
seragam menganut pluralisme agama, yaitu melebur semua agama menjadi satu.
Mereka memahami Islam dengan kacamata orang-orang kafir. Sehingga selalu curiga
terhadap penguasa yang memberlakukan Syari’at Islam. Mereka meranggapan bahwa
penerapan syariat Islam hanyalah akan mendholimi orang-orang non muslim. Jadi
kaum SEPILIS tidak mengenal Islam selain kulitnya saja. Pertanyaan-pertanyaan
Pak Masdar mengindikasikan hal itu. Maka saya berharap Ustadz Luthfi tetap
konsisten dalam pemahaman dan pengamalan syariat Islam sesuai dengan ajaran
Ahlussunnah wal jama’ah.
MASDAR F :
Lalu apa yang disebut Pak Hasyim golongan
mutasahil atau mutasyaddid sampean apakan?
LUTHFI BASHORI :
Wah… itu tanyakan ke
Pak Hasyim, apa benar di dalam Islam ada golongan-golongan yang bersifat
parsial itu?
MASDAR F : Mungkin maksudnya yang liberal sama yang fundamental,
seperti yang selalu beliau pidatokan di mana-mana.
LUTHFI BASHORI : Saya
tegakkan hukum berdasarkan syariat yang tertera dalam kitab fathul mu’in dan
kitab hukum Fiqh Syafi’i lainnya. Karena luwes dan mayoritas muslim Indonesia
bermadzhab Sunni Syafi’i sebagai warisan Wali Songo.
MASDAR F :
Alhamdulillah,
atsabakumullah, semoga Allah memberi pahala sampean.
LUTHFI BASHORI :
Jazakumullah khairan atensinya. Bagi saya, umat Islam hanya dibagi dua
golongan, ‘Konsisten’ dan ‘Inkonsisten’. Golongan konsisten adalah mereka yang
tetap istiqamah menjalankan syariat Islam sesuai dengan ajaran Alquran, Hadits,
dan ajaran Ulama Salaf. Sedang golongan inkonsisten adalah mereka yang telah
keluar dari jalur-jalur tersebut. Hadaanallahu wa iyyaakum, wasaaqana ilaa
ridla rabbil ‘aalmiin (semoga Allah memberi hidayah kita, dan membimbing kita
demi menuju keridlaan-Nya. Walhamdulillahirabbil ‘alamiin.
CUPLIKAN CD PENGAKUAN
STEVANUS ARMANSYAH
Penyusup Nasrani asal
Sidoarjo yang tertangkap di Samarinda, dan mengaku sebagai anggota Laskar
Kristus
1. Group Ali Markus, pendeta yang mengaku keturunan habaib, dan mengaku sebagai mantan ketua FPI Jatim adalah termasuk penyusup yang diutus dari GPIB Malang untuk merusak aqidah ummat Islam, dengan modus menikahi wanita-wanita muslimah, dan masuk di pesantren-pesantren, untuk menciptakan keresahan.
2. Dasar oprandi adalah ajaran Injil: "Kamu, jika ingin mengalahkan orang Yahudi, maka harus menjadi seperti orang Yahudi, dan jika ingin mengalahkan orang Islam, maka harus seperti orang Islam”. Kebohongan dan dusta yang dilakukan Markus adalah sah-sah saja menurut gereja, karena dianggap sebaga implementasi dari ajaran injil Roma pasal 3 ayat 7 : “Jika kebenaran adalah oleh dustaku emakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi sebagai orang berdosa?”.
3. Misi kristenisasi antara lain didasari ajaran gereja untuk mencari domba-dmba yang tersesat, dengan apapun cara dan srtaeginya sesuai motto gereja : Selamatkan jiwa umat, berapapun harganya.
4. Daerah operandi Group Ali Markus sebelum pura-pura masuk Islam adalah Paserepan Pasuruan, pada tahun 1987 dengan target utamanya adalah wilayah Malang.
5. Penyusup dari kalangang missionaris, yang paling banyak diterjunkan adalah wilayah Mataram, Kalimantan, Jawa Timur bagian Tapal Kuda, dan Surabaya. Antara lain menyusup lewat jalur perekonomian, perdagangan, pendidikan, dll.
6. Stevanus Armansyah, penyusup yang tertangkap di daerah Samarinda Kalimantan timur, dengan modus pura-pura memberikan bantuan kepada umat Islam yang miskin, dengan tujuan menarik simpati umat, namun desertai pengambilan dana sumbangan dari umat Islam pula. Tujuan utamanya untuk memecah belah suara umat Islam pada Pilkada di beberapa tempat di Kalimantan.
7. Dalam operasinya, Stevanus disertai beberapa teman yang beranggotakan 15 orang . Adapun tujuan utamanya untuk menyukseskan program YOSEP 2004 ( menjadikan dari kalangan Kristen sebagai pemimpin daerah.8.Laskar kristus ini, selain masuk ke dalam dunia politik, juga masuk ke dalam dunia hukum, dan lainnya seperti menyusup di kalangan ABRI, dengan bukti membentuk densus 88, yang bertugas menangkap teroris yang pada hakikatnya hanyalah fitnah belaka atau mengada-ada.9.Program KB, merupakan rencana gereja yang tujuannya untuk membuat umat Islam tidak yakin dengan kepercayaannya, dan mengurangi pertumbuhan umat Islam, sedangkan jemaat gereja sendiri dilarang ber-KB.
(pejuangislam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar